Jahe |
Ramuan herbal merupakan obat turun temurun yang dipercaya sebagai obat mujarab penyembuh penyakit. Salah satu penyakit yang bisa disembuhkan dengan ramuan herbal adalah batuk
Jeruk nipis, jahe, biji pala, daun mint serta kencur seringkali disebut-sebut sebagai pereda batuk alami yang bisa didapatkan secara mudah dari dapur rumah. Namun, benarkah obat-obatan herbal ini aman dikonsumsi dan berkhasiat untuk meredakan batuk?
“Jika obat-obatan herbal diramu secara alami tanpa tambahan bahan kimia, tidak akan menimbulkan efek samping dan aman untuk dikonsumsi,” ujar Ahli Herbal dari Pusat Studi Obat Bahan Alam Departemen Farmasi Universitas Indonesia, Prof.Dr. Sumali Wiryowidagdo, APT, saat ditemui di Media Workshop 'Cara Herbal Redakan Batuk' di Jakarta.
Untuk itu ketahui bahan-bahan herbal apa saja yang bisa bermanfaat meredakan batuk. Berikut empat bahan yang bisa Anda gunakan.
1. Jahe (Zingiber Oficinale Roscoe): berkhasiat meredakan kembung (karminativa), antiinflamasi, analgesik atau pereda nyeri karena batuk serta berkhasiat sebagai antipiretik. Kandungan minyak atsiri didalamnya yang mengandung terpenoid zingiberol, gingerol dan shogaol, telah diteliti dan diuji berkhasiat menyembuhkan batuk.
2. Kencur (Kaempferia galanga L): bisa langsung dikonsumsi dengan cara dikunyah dalam mulut setelah dibersihkan atau diparut dan diambil air perasannya untuk dikonsumsi. Selain meredakan batuk, kencur juga bisa mengendalikan rasa sakit, menurunkan tekanan darah dan bermanfaat sebagai obat influenza.
3. Ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle): tak hanya bermanfaat sebagai pereda influenza, tapi juga berkhasiat untuk meredakan nyeri perut, mengatasi mual dan menyembuhkan batuk. Kandungan senyawa eriocitrocide didalamnya, juga berkhasiat mengurangi ketegangan otot, termasuk meregangkan otot-otot tenggorokan.
4. Ekstrak biji pala atau minyak biji pala (Myristica fragrans Houtt): biasa dikonsumsi dalam bentuk manisan pala. Saat dikonsumsi, seringkali menimbulkan rasa kantuk sehingga berkhasiat menimbulkan sensasi menenangkan (sedativa).
Prof. Sumali menyarankan agar penderita maag tidak meemanfaatkan jeruk nipis sebagai pereda batuk. Itu karena sifat asam pada jeruk bisa memperparah kondisi maag. Namun, jika terpaksa harus mengonsumsi jeruk nipis, untuk menghilangkan rasa asamnya, bisa menambahkan sedikit kapur, madu atau kecap dalam ramuan jeruk nipis. Cara ini bisa mengurangi rasa asam dan lebih aman dikonsumsi bagi penderita maag.
“Tambahan-tambahan ini bisa membuat ramuan lebih mudah diminum dan membuat rasa ramuan herbal lebih enak tapi tidak mengurangi khasiatnya,” kata Prof. Sumali.
Lalu, untuk herbal yang diolah dengan cara tradisional seperti direbus, harus diperhatikan cara mengolahnya agar kandungan senyawa aktif yang bermanfaat di dalamnya tidak hilang. Disarankan, untuk merebus dengan menggunakan teknik yang benar.
“Jika ingin diramu dengan cara direbus, seperti air jahe, akan lebih baik menggunakan panci keramik atau yang terbuat dari stainless. Ini penting agar kandungan senyawa aktifnya tetap bertahan dan tidak hilang,” ujar Prof. Dr. Leonardus Broto Sugeng Kardono, Ahli Ekstraksi Bahan Alam dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
sumber : vivanews
Jeruk nipis, jahe, biji pala, daun mint serta kencur seringkali disebut-sebut sebagai pereda batuk alami yang bisa didapatkan secara mudah dari dapur rumah. Namun, benarkah obat-obatan herbal ini aman dikonsumsi dan berkhasiat untuk meredakan batuk?
“Jika obat-obatan herbal diramu secara alami tanpa tambahan bahan kimia, tidak akan menimbulkan efek samping dan aman untuk dikonsumsi,” ujar Ahli Herbal dari Pusat Studi Obat Bahan Alam Departemen Farmasi Universitas Indonesia, Prof.Dr. Sumali Wiryowidagdo, APT, saat ditemui di Media Workshop 'Cara Herbal Redakan Batuk' di Jakarta.
Untuk itu ketahui bahan-bahan herbal apa saja yang bisa bermanfaat meredakan batuk. Berikut empat bahan yang bisa Anda gunakan.
1. Jahe (Zingiber Oficinale Roscoe): berkhasiat meredakan kembung (karminativa), antiinflamasi, analgesik atau pereda nyeri karena batuk serta berkhasiat sebagai antipiretik. Kandungan minyak atsiri didalamnya yang mengandung terpenoid zingiberol, gingerol dan shogaol, telah diteliti dan diuji berkhasiat menyembuhkan batuk.
2. Kencur (Kaempferia galanga L): bisa langsung dikonsumsi dengan cara dikunyah dalam mulut setelah dibersihkan atau diparut dan diambil air perasannya untuk dikonsumsi. Selain meredakan batuk, kencur juga bisa mengendalikan rasa sakit, menurunkan tekanan darah dan bermanfaat sebagai obat influenza.
3. Ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle): tak hanya bermanfaat sebagai pereda influenza, tapi juga berkhasiat untuk meredakan nyeri perut, mengatasi mual dan menyembuhkan batuk. Kandungan senyawa eriocitrocide didalamnya, juga berkhasiat mengurangi ketegangan otot, termasuk meregangkan otot-otot tenggorokan.
4. Ekstrak biji pala atau minyak biji pala (Myristica fragrans Houtt): biasa dikonsumsi dalam bentuk manisan pala. Saat dikonsumsi, seringkali menimbulkan rasa kantuk sehingga berkhasiat menimbulkan sensasi menenangkan (sedativa).
Prof. Sumali menyarankan agar penderita maag tidak meemanfaatkan jeruk nipis sebagai pereda batuk. Itu karena sifat asam pada jeruk bisa memperparah kondisi maag. Namun, jika terpaksa harus mengonsumsi jeruk nipis, untuk menghilangkan rasa asamnya, bisa menambahkan sedikit kapur, madu atau kecap dalam ramuan jeruk nipis. Cara ini bisa mengurangi rasa asam dan lebih aman dikonsumsi bagi penderita maag.
“Tambahan-tambahan ini bisa membuat ramuan lebih mudah diminum dan membuat rasa ramuan herbal lebih enak tapi tidak mengurangi khasiatnya,” kata Prof. Sumali.
Lalu, untuk herbal yang diolah dengan cara tradisional seperti direbus, harus diperhatikan cara mengolahnya agar kandungan senyawa aktif yang bermanfaat di dalamnya tidak hilang. Disarankan, untuk merebus dengan menggunakan teknik yang benar.
“Jika ingin diramu dengan cara direbus, seperti air jahe, akan lebih baik menggunakan panci keramik atau yang terbuat dari stainless. Ini penting agar kandungan senyawa aktifnya tetap bertahan dan tidak hilang,” ujar Prof. Dr. Leonardus Broto Sugeng Kardono, Ahli Ekstraksi Bahan Alam dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
sumber : vivanews