Bayangan Charles-Diana di Pernikahan William-Kate



Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron, yang baru seumur jagung, akan diisi dengan peristiwa besar, yakni pernikahan pewaris tahta kerajaan Inggris Pangeran William dengan sang calon Kate Middelton. 

Pernikahan ini memang menyita perhatian banyak pihak, mengingat bayang-bayang gegap gempita pernikahan orangtua Pangeran William, Pangeran Charles dengan Putri Diana. 
Pernikahan antara Charles dan Diana, turut menyita perhatian Pemerintah Inggris saat itu yang dipegang oleh mantan PM Margaret Thatcher.

Kala itu, Thatcher dihadapkan pada masalah perang Kepulauan Falkland. Inggris saat itu bersitegang dengan Argentina yang saling berebut Kepulauan Falkland. Selain itu, Inggris pada era 1980-an juga dihadapkan pada konflik di Irlandia Utara.

Ketegangan politik yang mewarnai hari pernikahan antara Pangeran Charles dan Putri Diana yang berlangsung pada 1981. Tetapi pernikahan keduanya berjalan lancar dan meriah, bahkan pernikahan Putri Diana dan Pangeran Charles saat itu disebut-sebuat pernikahan termegah abad ini.

Kini, di saat Pangeran William akan menikah dengan calonnya, PM David Cameron mendapatkan kehormatan untuk menjadi komando perayaan perhelatan akbar itu. Namun dalam menjalankannya, PM Cameron akan dihadapi aral. Inggris yang masyarakatnya saat makin plural, kadang dihinggapi masalah dengan merebaknya kelompok garis keras Islam setempat.

Baru-baru ini, kelompok Moslem Against Crusades (MAC) melayangkan ancaman untuk membuat kekacauan di hari pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton. 
MAC bersumpah untuk merubah pesta megah Pangerang William menjadi mimpi buruk yang dapat disaksikan langsung oleh warga Inggris masyarakat internasional.
Rencana MAC ini dilakukan setelah izin untuk melakukan protes dihari pernikahan William di Gereja Westminster Abbey ditolak mentah-mentah oleh Kepolisian Inggris.

Tidak terima dengan penolakan tersebut kelompok Islam garis keras ini pun mengeluarkan ancaman tersebut. Namun Majelis Muslim Inggris (MCB) mengecam keras rencana dari MAC. Dalam keterangannya kepada Telegraph (21/4/2011), MCB menilai rencana MAC sebagai tindakan bodoh. MCB menyatakan rencana aksi protes dari kelompok Islam garis keras sama sekali tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Selain protes dari kelompok radikal Islam, pernikahan William juga dihadapkan pada ancaman protes dari Trade Union Congres (TUC). Mereka adalah kelompok serikat pekerja yang mewakili para pekerja Inggris.

Ancaman kelompok yang membuat kerusuhan saat protes di London, Inggris bulan lalu patut diperhatikan oleh pihak keamanan. Mereka berniat untuk melakukan protes anti-Monarki dengan cara menyatu dengan rakyat yang menunggu di luar Gereja Westminster Abbey dan sepanjang jalan Gedung Parlemen Inggris.

Di saat upacara pernikahan tersebut mencapai klimaksnya, TUC berencana untuk membawa poster dan meneriakan slogan anti-keluarga kerajaan. Sebelumnya beranjak menuju Westminster Abbey dan mengikuti perayaan, para aktivis ini nantinya akan berkumpul terlebih dulu di Trafalgar Square.

Tiga aktivis dari aksi TUC John Shepherd, Susan Petal dan Ingrid Muller merupakan otak dari rencana protes ini. Mereka sesumbar akan menarik ratusan kelompok serikat pekerja di Inggris beserta anggotanya.

"Monarki menjadi status quo di Inggris yang mewakili kesenjangan ekonomi di masyarakat. Pernikahan (William dan Middleton) ini makin mempertegas kesenjangan tersebut," ungkap Susan Petal kepada Telegraph (23/4/2011).

Selain kelompok serikat pekerja, pihak lain yang berencana untuk melakukan protes di pernikahan William dan pasangannya termasuk kelompok anarkis dan kelompok pembela hak binatang.

Satu kelompok bernama Better Dead Than Wed, mempublikasikan detail rute yang dilalui pasangan kerajaan ini sebelum dan sesudah pernikahan. Mereka juga membuat poster bergambar Pangeran William dan Kate Middleton yang digantung. 

Lain lagi dengan kelompok Government of the Dead, mereka berencana melakukan pesta pernikahan ala zombie di Soho Square. Usai melalukan pesta, aksi teatrikal berupa pemancungan di pisau guillotine dipersembahkan sebagai protes terhadap pernikahan kerajaan ini. Kelompok yang dipimpin oleh Profesor Chris Knight ini, ditujukan kepada gaya hidup bankir-bankir kaya di Inggris.

Satu kelompok lain yang akan melakukan aksi protes adalah Queer Resistance. Kelompok pembela hak kaum gay, lesbian dan transeksual ini, berencana melakukan aksi protes di dekat rute yang dilalui oleh William dan Kate. 

Queer Resistance melakukan protes sebagai bentuk penolakan atas pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam penanggulan HIV dan maraknya kekerasan berbau anti-kaum homoseksual dilingkungan kerja dan sekolah.

Scotland Yard mengaku siap untuk mengamankan proses pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton pada 29 April mendatang. Mereka telah mempersiapkan lima ribu petugas untuk mengawal jalannya pesta pernikahan akbar ini.

Kondisi politik yang fluktuatif di Inggris pada saat ini bisa jadi menimbulkan penanda kelanggengan pernikahan William dan Kate. Seperti halnya pernikahan Charles dan Diana yang berlangsung di saat Inggris dihadapkan pada konflik Falkland dan Irlandia Utara. Pada akhirnya pernikahan mereka pun kandas, Diana pun meninggal tragis pada 1997.

Apakah umur pernikahan William dan Kate dapat dianalogikan dengan kondisi politik di Inggris saat ini? 
sumber bacaan : okezone.com